Gelandang Manchester United yang baru-baru ini gantung sepatu, Paul Scholes, menolak pernyataan orang-orang yang menyebut dirinya sebagai "pemain kotor".
Sebutan itu ia dapatkan lantaran banyaknya kartu yang dikoleksinya selama berlaga di Premier League. Hingga laga terakhir, Scholes telah mengantongi 90 kartu kuning. Jumlah tersebut merupakan angka ketiga tertinggi selama Premier League bergulir.
Pablo Zabaleta adalah salah satu pemain yang pernah menjadi korban Scholes. Saat MU menghadapi Manchester City di fase semifinal Piala FA, April lalu, Scholes mendapatkan kartu merah terakhirnya usai melayangkan tackling berbau "kasar" ke kaki defender City itu.
Seperti dilansir Mail Online, mantan pemain Inggris itu menolak sebutan "pemain kotor" yang disematkan padanya dan ia tidak bermaksud menyakiti siapa pun. Menurutnya, pelanggaran itu hanyalah sebuah ketidakberuntungan saja.
"Saya hanya kurang beruntung. Di beberapa pertandingan sebelumnya, saya tidak pernah mendapatkan kartu merah," ucap Scholes.
"Di pertandingan melawan Zabaleta, saya tidak bermaksud menyakitinya. Itu terjadi hanya karena salah timing. Saat itu saya ingin mengambil bola, dan kebetulan kaki Zabaleta turun dan mengenai kaki saya," tambahnya.
Menurut kabar dari situs serupa, hal itulah yang membuat Alex Ferguson menyimpan Scholes di bangku cadangan selama beberapa pertandingan, termasuk saat melawan Barcelona di final Liga Champion. Dengan tipikal permainan keras itu, Ferguson khawatir akan merugikan tim.
"Saya tidak masalah jika harus dibangku cadangkan. Saya merasa lebih baik jika diturunkan saat 15 atau 20 menit terakhir," ujar pemain kelahiran 16 November 1974 itu.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa tidak ada satu pemain pun yang mengalami patah tulang dan pensiun karena tackling darinya. "Tidak ada yang sampai pensiun akibat tackling saya, dan tidak ada yang mengalami patah tulang. Saya tidak pernah berniat jahat," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar