Jakarta - Software yang digunakan secara luas di China untuk menjalankan sistem senjata, dan pabrik kimia memiliki celah yang bisa dimanfaatkan hacker untuk merusak infrastruktur publik. Demikian dilaporkan Departemen Keamanan Nasional atau Department of Homeland Security (DHS) di Amerika Serikat (AS).
Pekan ini, departemen tersebut mengeluarkan peringatan akan kerentanan pada aplikasi software yang dibuat oleh Sunway ForceControl Technology Co., sebuah perusahaan teknologi yang berpusat di Beijing, China.
Dilansir Reuters dan dikutip detikINET, Sabtu (18/6/2011), tim DHS di divisi Industrial Control Systems Cyber Emergency menyebutkan, software buatan Sunway juga digunakan di fasilitas penting di negara lain termasuk di antaranya AS.
"Ini adalah celah yang bisa dimanfaatkan hacker untuk menimbulkan kerusakan," kata peneliti keamanan Dillon Beresford dari NSS Labs yang menemukan celah tersebut.
Peringatan DHS ini muncul di tengah maraknya pembicaraan mengenai serangan cyber yang menimpa badan dana moneter internasional (IMF), Citigroup dan Sony baru-baru ini. Serangan tersebut rata-rata fokus pada pencurian data, hanya beberapa contoh yang menyerang infrastruktur penting.
Tahun lalu, virus Stuxnet pun sempat membuat heboh. Virus ini menyerang fasilitas nuklir milik Iran. Disinyalir serangan tersebut merupakan bagian dari upaya menjegal Iran menjalankan program nuklirnya.
Gholamreza Jalali, Kepala Pertahanan Sipil Iran kala itu menyebutkan virus Stuxnet yang menyasar program atom milik Iran merupakan 'karya' dua musuh terbesar Iran yakni AS dan Israel dengan dibantu oleh perusahaan penyedia solusi komunikasi asal Jerman, Siemens.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar